A. Pendahuluan
Motor bakar adalah suatu pesawat
yang digunakan untuk merubah energi
kimia bahan bakar menjadi energi panas
(termal), dan menggunakan energi tersebut untuk melakukan kerja mekanik.
1. Proses Pembakaran
Pembakaran di
dalam silinder adalah reaksi kimia tu
reaksi persenyawaan bahan bakar dengan udara (oxygen), yang
diikuti dengan timbulnya panas. Panas yang dilepas selama proses pembakaran
inilah yang digunakan untuk tenga/power.
Mekanisme pembakaran dipengaruhi oleh keseluruhan
proses pembakaran di mana atom-atom dari bahan bakar dapat bereaksi dengan
oxigen dan membentuk gas. Perbandingan campuran kira-kira 12 sampai 15
berbading 1, artinya 12 – 15 kg udara dalam 1 kg bahan bakar.
Pada motor bensin menggunakan bahan bakar bensin
yang mudah terbakar dan mudah menguap. Campuran
udara dan bensin yang masuk kedalam silinder dan dikompresikan oleh torak
pada tekanan 8-15 bar atau 8-15 kg/cm2 dinyalakan oleh loncatan
bunga api listrik (busi). Kecepatan pembakaran 10 -25 m/det, suhu udara naik
hingga 2000-25000 C , tekanan pembakaran berkisar 30- 40 bar.
Proses pembakaran
pada motor bensin dapat terjadi apabila :
a.
Campuran bahan bakar udara masuk kedalam
silinder.
b.
Campuran dikompresikan.
c.
Bahan bakar dinyalakan dengan bunga api
listrik (busi).
Bensin
mengandung unsur-unsur carbon dan hydrogen yang dapat terbakar apabila :
a. Hydrocarbon
terbakar bersama oxygen sebelum carbon bergabung dengan oxygen.
- Carbon terbakar lebih
dahulu daripada hydrogen.
- Senyawa hydrocarbon
terlebih dahulu bergabung dengan oxygen dan membentuk senyawa (senyawa
hydroxilasi) dan kemudian terbakar (thermis).
Jika
pembakaran berlangsung, diperlukan :
1. Bahan bakar dan udara dimasukan kedalam silinder.
2. Baha bakar dipanaskan hingga suhu nyala.
Dalam pembakaran hydrocarbon yang normal tidak
akan terjadi jelaga jika kondisinya memungkinkan untuk proses hydroxilasi. Hal
ini dimungkinkan bila pencampuran pendahuluan (premixture) antara bahan bakar
dan udara mempunyai waktu yang cukup untuk memasukan oxygen kedalam molekul
hydrocarbon.
Bila oxygen dan hydrogen tidak bercampur dengan
baik, maka akan terjadi proses cracking di mana pada nyala akan timbul asap.
Pembakaran semacam ini disebut pembakaran tidak sempurna.
Ada 2 kemungkinan yang dapat terjadi pada pembakaran motor bensin,
yaitu:
1. Pembakaran
sempurna (normal), di mana bahan bakar dapat terbakar seluruhnya pada saat dan
kondisi beban yang dikehendaki.
2. Pembakaran
tidak sempurna (tidak normal), di mana sebagian bahan bakar tidak ikut
terbakar, atau atau tidak terbakar bersama-sama pada saat dan kondisi yang
dikehendaki.
a.
Pembakaran Sempurna (normal)
Grafik pembakaran sempurna dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
![]() |
Gambar 1.1. Grafik Pembakaran Sempurna.
Pada gambar
memperlihatkan suatu grafik yang menunjukan hubungan antara
tekanan dari sudut engkol mulai dari saat penyalaan sampai akir pembakaran.
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa beberapa derajat setelah TMA.
Mekanisme
pembakaran normal dalam motor bensin dimulai pada saat terjadinya loncatan
bunga api pada busi. Selanjutnya api membakar gas bakar yang berada di
sekelilingnya dan terus menjalar ke seluruh bagian sampai semua partikel gas
bakar terbakar habis. Mekanisme pembakaran normal dalam motor bensin dimulai
pada saat terjadinya loncatan api pada busi. Selanjutnya api membakar gas bakar
yang berada disekelilingnya dan terus menjalar sampai seluruh partikel
terbakar. Pada saat gas bakar dikompresikan , tekanan dan suhunya naik sehingga
terjadi reaksi kimia dimana molekul hidro karbon terurai dan bercampur dengan
oxygen dan udara. Bentuk ruang bakar yang dapat menimbulkan turbulensi pada gas
tadi akan membuat gas dapat bercampur secara homogen.
b.
Pembakaran Tidak Sempurna (Autoignition)
Pembakaran
tidak sempurna merupakan proses pembakaran dimana sebagian bahan bakar tidak
ikut terbakar, atau tidak terbakar bersama pada saat keadaan yang dikehendaki. Bila oxygen dan hdrokarbon tidak
bercampur dengan baik maka akan terjadi proses pembakaran tidak normal timbul asap. Pembakaran semacam ini
disebut pembakaran tidak sempurna. Akibat pembakaran tidak sempurna yaitu: Detonasi, dan Pre-ignition
1). Detonasi
Dalam hal ini gas baru yang belum
terbakar terdesak oleh gas yang yang telah terbakar, sehingga tekanan dan suhu
naik sampai keadaan hampir tebakar. Jika pada saat ini gas terbakar dengan
sendirinya maka akan timbul ledakan (detonasi) yang menghasilkan gelombang
kejutan (explosip) berupa suara ketukan (knocking noise) yang terjadi pada
akhir pembakaran. Tekanan pembakaran dalam silinder lebihcept dari 40kg/cm2
tiap 0,001 detik. Akibatnya tenaga mesin berkurang dan akan memperpendek umur
mesin. Hal-hal yang menyebabkan knocking adalah:
a. Perbandingan
kompresi yang tinggi, tekanan kompresi, suhu pemanasan campuran, dan suhu silinder yang terlalu
tinggi.
b. Pengapian yang terlalu cepat.
c. Putaran mesin rendah dan penyebaran api
lambat.
d.
Penempatan busi dan konstruksi ruang bakar tidak tepat, serta jarak penyebaran api terlampau jauh.
Penyebab detonasi pada motor bensin terbagi dalam
dua jenis :
a).
Detonasi karena campurab bahan bakar sudah menyala sebelum busi mengeluarkan
bunga api.. Hal ini disebabkan karena kotoran-kotoran arang yang tertimbun diatas kepla torak dan ruang
bakar dan menyala terus menerus.. Untuk menghilangkannnya kotoran-kotoran yang
menenpel perlu dibersihkan.
b). Detonasi karena kecepatan pembakaran bahan bakar
di sekitar busi sangat tinggi. Hal ini mengakibatkan bahan bakar tidak dapat
terbakar secara sempurna dan meninggalkan sisa bahan bakar yang belum terbakar
terkompresikan, menyebabka suhu pembakaran naik. Bahan bakar terbakar dengan sendiirinya tanpa melalui
busi. Artinya pembakaran bahan bakar lebih cepat daripada pembakaran normal.
|
2). Pre-ignition
Gejala pembakaran tidak sempurna
adalah pre-ignation peristiwanya hampir sama dengan knocking tetapi terjadi
hanya pada saat busi belum memercikan bunga api
Bahan bakar terbakar dengan sendirinya
sebagai akibat dari tekanan dan suhu yang cukup tinggi sebelum terjadinya
percikan bunga api pada busi.
Jadi pre-ignation adalah peristiwa pembakaran
yang terjadi sebelum sampai pada waktu yang dikehendaki.
C. Pembakaran
tidak lengkap
Pembakaran tidak lengkap yaitu apabila saat
terjadinya loncatan bunga api pada busi untuk membakar semua hydrogen dan oxygen
yang terkandung dalam campuran bahan bakar masih ada kelebihan atau kekurangan
oxygen atau hydrogebn.
2. Penggolongan Motor bakar torak.
Jika ditinjau
dari cara memperoleh energi termal ini (proses pembakaran bahan bakar), maka
motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu: motor pembakaran luar dan
motor pembakaran dalam.
1). Motor
Pembakaran Luar
Motor pembakaran luar yaitu motor
yang proses pembakaran bahan bakar
terjadi di luar motor, sehingga untuk melaksanakan pembakaran digunakan
mekanisme tersendiri. Panas dari hasil pembakaran bahan bakar tidak langsung
diubah menjadi tenaga gerak, tetapi melalui media penghantar, kemudian diubah
menjadi tenaga mekanik. Misalnya mesin
uap dan turbin uap.
2). Motor Pembakaran Dalam
Motor pembakaran dalam yaitu motor yang proses pembakaran bahan bakar
terjadi di dalam motor, sehingga panas dari hasil pembakaran langsung diubah menjadi tenaga mekanik. Misalnya: turbin gas, motor bakar torak
dan mesin propulasi pancar gas.
B. Jumlah dan Penempatan silinder
1). Jumlah silinder
Jika ditinjau dari jumlah silinder, motor bakar terbagi atas : motor
bakar satu silinder dan motor dengan lebih dari satu silinder (2, 3, 4, 6, 8, dst).
Gambar 1 menunjukan motor
bakar dengan 1 silinder dan gambar 2 menunjukan motor bakar dengan 4 silinder
Alasan motor dibuat lebih dari satu silinder
·
Motor
lebih tenang, karena gaya penggerak poros engkol lebih merata.
·
Getaran
kecil, karena gaya-gaya torak saling menyeimbangkan
Gambar 1.4 Motor satu siinder Gambar
1.5 Motor silinder banyak
2).
Susunan silinder
Jika ditinjau dari susunan silinder, motor
bakar torak dapat dibagi menjadi :
a). Sebaris
Siinder-silinder sebaris ditempatkan
dalam sebuah deretan seperti terlihar pada gambar 5.
Keuntungannya :
· Konstruksi
sederhana
· Tak
banyak getaran
· Perawatan
mudah
· Bila
jumlah silinder lebih dari 4 konstruksi terkesan panjang
· Keseimbangan
getaran jelek jika jumlah silinder kurang dari 4
![]()
Gambar 1. 6. Silinder Sebaris.
|
|
|
b). “V”
Motor bentuk “V” adalah motor yang silinder-silinder disusun dalam dua baris dengan
medengan membentuk sudut satu sama membentuk
sudut satu sama lain seoerti terlihat pada gambar 6
![]()
Gambar 1.7. Silinder “V.”
Keuntungannya :
· Konstruksi pendek untuk silinder banyak
· Poros engkol sederhana ( dua batang torak pada satu pena )
· Perlu 2 kolektor gas buang
· Keseimbangan getaran lebih buruk dari motor sebaris
|
|
|
c). Boxer (tidur)
Adalah motor bakar torak yang silinder-silindernya dalam sebuah motro
rata (Flat) ditempatkan sejajar betentangan seperti terlihat pada gambar 7.
![]() |
|
Gambar 1. 8. Silinder Boxer.
Keuntungannya :
·
Konstruksi pendek dan rendah
·
Keseimbangan getaran lebih baik dari
lainnya
·
Perlu 2 kolektor gas buang
·
Saluran isap panjang jika hanya satu karburator
C. Jenis Motor Bakar torak
Motor bakar torak
terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu Motor Bensin (Otto) dan Motor
Diesel. Perbedaan kedua yaitu motor bensin menggunakan bahan bakar bensin
(premium), sedangkan motor diesel menggunakan bahan bakar solar. Perbedaan yang
utama juga terletak pada sistem penyalaannya, di mana pada motor bensin
digunakan busi sebagai sistem penyalaannya sedangkan pada motor diesel
memanfaatkan suhu kompresi yang tinggi untuk dapat membakar bahan bakar solar.
a). Prinsip Kerja Motor Bensin
Pada motor
bensin, bensin dibakar untuk memperoleh energi termal. Energi ini selanjutnya
digunakan untuk melakukan gerakan mekanik. Prinsip kerja motor bensin, secara
sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut: campuran udara dan bensin dari
karburator diisap masuk ke dalam silinder, dimampatkan oleh gerak naik torak,
dibakar untuk memperoleh tenaga panas, dan dengan terbakarnya gas-gas akan
mempertinggi suhu dan tekanan dalam silinder motor. Bila torak bergerak turun
naik di dalam silinder dan menerima tekanan tinggi akibat pembakaran,
memungkinkan torak terdorong ke bawah. Bila batang torak dan poros engkol
dilengkapi untuk merubah gerakan turun naik menjadi gerakan putar, torak akan
menggerakkan batang torak dan akan memutarkan poros engkol. Torak juga
diperlukan untuk membuang gas-gas sisa pembakaran dan penyediaan campuran udara
bensin pada saat yang tepat untuk menjaga agar torak dapat bergerak secara
periodik dan melakukan kerja tetap.
Kerja periodik
di dalam silinder dimulai dari pemasukan campuran udara dan bensin ke dalam
silinder, kompresi, pembakaran dan pengeluaran gas-gas sisa pembakaran dari
dalam silinder inilah yang disebut dengan “siklus motor”. Pada motor bensin
terdapat dua macam tipe yaitu:
1). Motor bakar 4 tak (4
langkah atau 4 gerakan) .Pada motor 4 tak, untuk melakukan
satu siklus kerja memerlukan 4 gerakan torak atau dua kali putaran poros engkoL
2). Motor bakar 2 tak ( 2 langkah
atau 2 gerakan). Motor 2 tak, untuk melakukan satu siklus kerja memerlukan 2 gerakan torak atau
satu putaran poros engkol.
Kemampuan motor (Performance)
Kemampuan
motor adalah prestasi suatu motor yang hubungannya dengan daya motor yang
dihasilkan serta daya guna motor tersebut. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kemmpuan motor antara lain :
- Volume langkah torak.
- Volume ruang bakar
- Perbandingan kompresi.
- Efesinsi volumetrik.
- Efesiensi pemasukan.
- Efesiensi panas dan daya usaha.
a.Volume langkah torak (volume silinder)
Yang dimaksud dengan volume langkah torak adalah volume silinder yang dihiutng
dari titik mati atas (TMA) sampai titik mati bawah (TMB). Volume ini yang
mempengaruhi volume gas yang masuk keseluruh silinder yang akan menghasilkan
energi pembakaran setelah gas tersebut terbakar. Apabila volume langkahnya
besar, maka gas yang masuk juga banyak sehingga energi pembakarannya besar,
akan menghasilakn perubahan energi panas menjadi energi mekanis juga besar.
Apabila keadaannya terbalik, maka hasilnyapun akan terbalik.
![]() |
Gambar 1.16. Posisi Torak..
Keterangan :
TMA = Titik Mati Atas ( Batas teratas langkah
torak )
TMB = Titik Mati Bawah ( Batas terbawah langkah torak )
L = Panjang langkah torak dari TMB ke TMA
r = Radius / Jari-jari engkol
Panjang langkah torak = 2 kali radius engkol
L =
2 x r
Rumus : Vs =
. D2 . S [Cm3] D = Diameter silinder
S =
Langkah torak ( L )
Vs = Volume silinder
Contoh
Diketahui : Vol motor = 1800 Cm3
Jumlah silinder ( I ) = 4 ; Diameter
silinder = 82 mm = 8,2 cm
Ditanyakan : Langkah
torak = ….
Jawab : 

b). Volume ruang
bakar
Volume ruang
bakar adalah
volume yang ada diantara torak dan
kepala silinder bilamana torak pada TMA. Karena bentuknya yang tidak semestris
seperti volume langkah torak ,maka biasanya dihitung dengan menungkan cairan
kedalam ruang bakar, kemudian dengan menggunakan gelas ukur dapat diketahui
volumenya. Volume ruang bakar sering disebut juga volume kompresi. (Vk)
Umumnya volume ruang bakar dari suatu
motor dinyatakan dalam Cm3 ( cc ) atau liter (l).
![]() |
Gambar 1.17. Volume ruang bakar.
Berdasarkan ukuran diameter silinder dan langkah torak, motor bakar torak dibedakan menjadi :
a). Jika diameter silinder sama dengan langkah torak disebut Square Engine.
b). Jika langkah torak lebih kecil dari diameter silinder disebut Over Square Engine.
c) jika langkah torak lebih besar diameter silinder disebut Long Stroke Engine
c).
Perbandingan Kompresi
Perbandingan kompresi (tingkat pemampatan) adalah perbandingan
antara isi silinder diatas torak saat torak di TMB dengan volume diatas torak saat torak di TMA
Gambar 1.18. Perbandingan Kompresi.
Rumus :
Vs
=Vl = Vol. Langkah
Vk
= Vol. Kompresi
Motor otto = 7
: 1 s/d 12 : 1
Motor diesel = 14 :
1 s/d 25 : 1
d).Tekanan Kompresi
Tekanan kompresi suatu motor adalah
tekanan campuran bahan bakar dan udara dalam langkah kompresi sehingga tekanan
dalam silinder naik. Tekanan kompresi tergantung pada perbandingan lompresi,
suhu pada permulaan langkah kompresi.
Motor otto = 10 s/d 17
bar
Motor diesel = 30 s/d 50
bar
e).Tekanan Pembakaran
Tekanan pembakaran sering disebut juga
dengan tekanan kerja suatu motor adalah tekanan setelah pembakaran campuran bahan
bakar dan udara dalam silinder. Permukaan torak menerima tekanan kerja dan
merubah tekanan tersebut menjadi gaya. Gaya ini diteruskan ke batang torak yang
menyebabkan berputarnya poros engkol. Berputarnya poros engkol akan menyebabkan
timbul nya tenaga putar yang disebut “torsi”.
Motor otto = 30 s/d 40
bar
Motor diesel = 60 s/d 90
bar
f). Tekanan Efektif Rata-rata (Brake Mean Pressure - BMEP)
Proses pembakaran udara dengan
bahan bakar menghasilkan tekanan yang bekerja pada torak sehingga menghasilkan
langkah kerja. Besar tekanan tersebut berubah-ubah sepanjang langkah torak
tersebut. Jika diambil suatu tekanan yang berharga konstan yang bekerja pada
torak dan menghasilkan kerja yang sama, maka tekanan tersebut disebut dengan
tekanan efektif rata-rata .
Tekanan efektif rata-rata yang didapatkan
dengan membagi daya yang dihasilkan dengan volume perpindahan torak. Kenaikan daya tentu membuat Tekanan Efektif Rata-rata (Brake Mean
Pressure - BMEP).ikut naik.
g). Momen putar (Torsi)
Proses pembakaran di dalam silindr selanjutnya menimbulkan tekanan
pembakaran yang diteruskan untuk menekan torak. Akibat adanya tekanan ini torak
akan merubah tekanan tersebut menjadi gaya. Gaya ini selanjutnya diteruskan ke
batang torak yang nantinya akan menyebabkan berputarnya poros engkol.
Berputarnya poros engkol akan menyebabkan timbulnya tenaga putar dan tenaga
putar inilah yang disebut torsi.
Momen putar ( torsi ) suatu motor adalah kekuatan putar poros engkol yang akhirnya
menggerakkan kendaraan.
![]() |
Gambar 1.19. Ilustrasi Momen putar.
Momen putar adalah perkalian antara gaya keliling dan jari-jari.
Mp = Fk . r [ Nm ]
Fk = Gaya keliling, diukur
dalam satuan Newton ( N )
r =
Jari-jari ( jarak antara sumbu poros engkol sampai tempat mengukur gaya
keliling ), diukur dalam satuan meter ( m ).
Pada motor, gaya Fk adalah gaya yang
bekerja pada batang penggerak dan r adalah lengan poros engkol atau separuh
dari langkah torak. Jika langkah torak cukup panjang dan tekanan pembakaran
cukup tinggi, maka akan menghasilkan torsi yang cukup besar juga. Panjang
langkah torak juga akan mempengaruhi kecepatan translasi dari torak di mana
untuk langkah torak yang panjang dan untuk langkah torak yang pendek pada suatu
harga kecepatan putar tertentu akan menghasilkan kecepatan trnslasi yang
berbeda atau untuk langkah torak yang panjang akan lebih cepat dari pada
langkah torak yang pendek.
Kecepatan translasi torak terbatas
pada suatu harga kecepatan tertentu sehingga untuk motor dengan langkah torak
yang panjang menyebabkan putaran mesin lebih rendah dibanding dengan motor yang
mempunyai langkah torak yang pendek. Dengan adanya hubingan antara kecepatan translasi
torak dan langkah torak, maka bila diambil harga efesinsi volumetrik pada
kecepatan translasi torak yang tertentu,efesinsi volumtrik akan maksimum pada
kecepatan putar yang rendah, untuk motor dengan langkah torak panjang dan pada
kecepatan putar yang tinggi untuk motor dengan langkah torak yang pendek.
Demikian pula dengan torsi yang dihasilkan dimana untuk motor dengan langkah
torak panjang, torsi maksimum dihasilkan pada putaran rendah dan untuk motor
dengan langkah torak pendek, torsi mksimum dihasilkan pada putaran tinggi.
g). Daya
Yang dimaksud dengan daya motor adalah besar kerja
motor yang diberikan ke poros penggerak..
![]() |
Gambar 1.20. Ilustrasi Daya motor.
·
Daya
adalah hasil kerja yang dilakukan dalam batas waktu tertentu [ F.c/ t ]
·
Pada
motor daya merupakan perkalian antara momen putar (Mp ) dengan putaran mesin (
n )
Daya motor, dihitung dalam satuan kilo Watt ( Kw )

Angka 9550 merupakan faktor penyesuaian satuan.
Mp = Momen putar ( Nm )
n = Putaran mesin ( Rpm )
f). Efisiensi motor bakar
Efisiensi adalah angka
perbandingan dari daya mekanis yang dihasikan oleh motor dengan daya kalor
bahan bakar yang telah digunakan.
Efesiensi biasanya ditunjukan dalam kaitannya dengan efesiensi motor adalah
efesiensi thermal efektif atau keseluruhan efesiensi. Dari gambar 20 dapat
dilihat bahwa :
1).
Kerugian panas hilang sekitar 30 % melalui cairan pendingin.
2). Gas bekas yang
mempunyai tekanan tertentu bila meninggalkan motor, sekitar 30 % dari
persediaan tenaga panas hilang.
3).
Gesekan dan radiasi mengambil panas sekitar 10 %..
Dengan demikian panas yang tersisa sekitar 30
% yang digunakan sebagai tenaga mekanik
yang berguna. Distribusi panas dari hasil proses pembakaran motor inilah yang
disebut keseimbangan panas.
Motor Otto ( h ) = 20% ÷ 35%,
Motor Diesel ( h ) = 35%
÷ 55%.
|
Besar efisiensi motor secara umum :
|
||||||
![]() |
||||||
![]() |
||||||
|
||||||

Gambar 1.21. Ilustrasi Efisiensi.
Panas yang tersisa yang digunakan sebagai tenaga
mekanis yang berguna disebut “Efesiensi panas”. Semakin besar efesiiensi panas
dari suatu motor, maka semakin besar pula kemampuan suatu motor.
g. Efesiensi Volumetrik.
Volume campuran udara dan bahan bakar yang masuk kesilinder pada
saat langkah isap secara teoritis sama dengan volume langkah torak daari titik
mati atas sampai titik mati bawah. Volume ini akan menghasilkan tenaga jika terbakar.
Namun kenyataannya voume yang masuk kedalam silinder lebih kecil dari volume
langkah torak akibat beberapa faktor
seperti tekanan udara, temperatur udara, sisi sisa gas bekas, panjang
saluran masuk (Intake manifold), bentuk saluran masuk dan kehalusan permukaan
dalam saluran. Besarnya volume campuran gas yang sebenarnya masuk kedalam silinder pada
langkah isap dengan volume gas yang dapat masuk dinyatakan dalam suatu angka perbandingan yang disebut
efesiensi volumetrik. Untuk jelasnya :
Jumlah
volume campuran gas pada tekanan dan dan
temperatur sekeliling
Efesinsi volumetrik ( hv ) =
----------------------------------------------------------
Volume langkah
h).Efesiensi
Pengisian.
Dalam menetukan berat berat suatu gas, harus ditentukan dahulu patokan
dari temperatur dan tekanan shingga perubahan dari volume menjadi menjadi berat dapat diketahui
Sebagai patokan telah ditetapkan suatu
harga temperatur dan tekanan((standard temperature and pressure), yang
menetapkan bahwa :
(T0) = 15 0 C
(p0) = 1 atm = 760 mm Hg.
Dengan menggunakan rumus : p.v = n.R.T dapat
dilihat hubungan antara berat, volume, tekanan dan temperatur dari suatu gas. Dalam
kondisi tertetu, suatu gas dapat ditentukan beratnya dimana apabila berat gas
yang masuk ke dalam silinder diperbandingkan dengan berat gas yang sebenarnya
masuk ke dalam silinder disebut efesiensi voumetrik. Namun jika kondisi gas
dirubah ke kondisi standart baik dalam bentuk volume maupu berat dari gas
diperbandingkan yang menghasilkan suatu harga perbandingan disebut “efesiensi
pengisian.”
Efesiensi pengisian adalah suatu
harga perbandingan antara volume gas yang tidak dipengaruhi oleh kondisi
temperatur dan tekanan sekelilingnya dengan volume langkah. Artinya volume gas
yang masuk kedalam silinder harus sesuai dengan standar temperatur dan tekanan standart.
Jumlah volume campuran gas pada
tekanan dan temperatur sekeliling (p
dan T dirubah ke p0 dan T0
Efesiensi pengisian =
---------------------------------------------------------------------------
Volume
silinder
Atau
Jumlah berat campuran gas yang
dapat masuk ke dalam silinder pada p dan
T
Efesiensi pengisian =
---------------------------------------------------------------------------
Jumlah berat campuran gas yang
seharusnya masuk ke dalam silinder pada
p0 dan T0
Nilai efesiensi volumetrik dan efesiensi pengisian
bila semakin besar, maka semakin banyak campuran gas yang masuk kedalam
silinder. Ini berarti semakin besar daya yang dihasilkan. Nilai efesiensi
volumetrik dan efesiensi pengisian juga dipengaruhi oleh bentuk dan panjang saluran isap, kehalusan
permukaan dalam saluran, dan kecepatan
mesin. Nilai efesiensi volumetrik dan efesiensi pengisian berkisar antara 65 –
85 %. Untuk menaikan nilai efesiensi volumetrik dan efesiensi pengisian dapat dilakukan dengan :
1). Intake
manifold yang dihaluskan akan menghasilkan daya mekanis lebih tinggi dibandingkan dengan yang
standard seperti terlihat pada gambar 21. Penggunaan intake manifold yang dihaluskan membuat
efisiensi motor bakar meningkat rata-rata sebesar 5.24 % .

Gambar 1.22. Efisiensi motor bakar.
2). Proses pemasukan gas kedalam silinder dibantu
dengan tekanan yang melebihi tekanan atmosfir (dengan supercharger) atau
(turbocharger).
Supercaharging adalah proses pemasukan gas atau udara baru
kedalam silinder yang menggunakan pompa
yang tenaganya diambil dari mesin.
Turbocharging adalah proses pemasukan
bahan bakar kedalam silinder menggunakan tekanan gas-gas bekas yang sebelum
meninggalkan mesin dilewatkan melalui sebuah turbin. Pada sumbu turbin
dipasangkan sebuah kipas yang menekan udara luar dengan tekanan.
Pada motor bakar torak 4 langkah
maupun 2 langkah jika dilengkapi dengan dengan supercaharging maupun
turbocharging akan menaikan rendemen volumetris. Pengisian dengan
supercaharging maupun turbocharging disebut juga dengan pengisian tekanan dan
bila dibandingkan dengan pengisian isap
memiliki beberapa keuntungan antara lain :
1 m3 udara dari 150C yang
bertekanan 0,9 atm, beratnya 1,07 kg (pengisian isap)
1 m3 udara dari 150C yang
bertekanan 1,3 atm, beratnya 1,55 kg (pengisian tekan)
Contoh :
Untuk suatu motor bakar torak yang isi
silindernya 1 m3, dengan pengisian biasa (isap), silindernya dapat terisi 1,07
kg udara, sedangkan dengan pengisian tekan, silindernya dapat terisi 1,55 kg
udara. Dengan demikian pengisian tekan
isi silindernya kurang lebih 45 %
lebih berat dari pada pengisian isap. Dengan pengisian tekan tenaga motor dapat
naik sekitar 45 %.
i). Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Specific Fuel Consumption - SFC)
Untuk mendapatkan energi panas diperlukan campuran gas yang terdiri dari
udara dan bahan bakar. Banyaknya bahan bakar yang digunakan untuk menghasilkan
energi panas tergantung pada besar volumu langkah torak dan efesiensi
volumetrik atau pengisian. Konsumsi bahan bakar biasanya dikenal yang
menyatakan jarak tempuh kendaraan tiap satu liter bahan bakar.
Konsumsi
bahan bakar jika dibandingkan dengan daya mesin yang dihasilkan selama kurun
waktu tertentu dikenal dengan istilah “konsumsi bahan bakar spesifik”.
Banyaknya bahan bakar yang dibakar
(gr)
Konsumsi bahan bakar
spesifik =
-----------------------------------------------
Daya mesin yang dihasilkan dlm
waktu(PS.hr
Atau :
gram
bahan bakar
Konsumsi bahan bakar spesifik =
-----------------------
Daya
kuda x jam
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Specific Fuel Consumption - SFC) adalah indikator keefektifan suatu motor bakar torak dalam
menggunakan bahan bakar yang tersedia untuk menghasilkan daya. Dengan demikian, semakin kecil SFC maka
dapat dikatakan motor semakin hemat bahan bakar.
Nilai konsumsi bahan bakar spesifik bervariasi dan
dipengatuhi oleh besar kecilnya harga efesiensi panas.
Pada motor bakar dengan intake manifold yang dihaluskan, aliran
masuk bahan bakar mempunyai tekanan lebih tinggi karena rugi gesekan lebih kecil bila dibandingkan
dengan intake manifold normal, keadaan ini membuat bahan bakar dari karburator ke ruang bakar dengan laju aliran lebih rendah atau konsumsi bahan bakar lebih rendah
seperti terlihat pada gambar 21.
Hal ini berdasar prinsip dari karburator di mana bahan bakar ke luar dari tanki karena
adanya beda tekanan antara tekanan bahan bakar di saluran keluaran dengan
tekanan udara di karburator. Semakin rendah beda
tekanan maka semakin sedikit bahan bakar yang keluar.

Gambar 1.23. SFC motor bakar
j). Panas –Usaha – rendemen
Dalam motor bakar sejumlah panas diubah menjadi kerja atau usaha. Hal
tersebut terlaksana karena panas pembakaran mengakibatkan pembesaran isi dan
kenaikan tekanan. Pembesaran isi dan kenaikan tekanan diperlukan untuk merubah
panas menjadi usaha. Panas adalah juga usaha dalam bentuk lain.
Usaha dinyatakan dengan satuan “kgm.
Usaha sebesar 1 kgm berarti usaha yang dibutuhkan
untuk mengangkat beban seberat 1 kg setinggi 1 meter.
Usaha 1 kgm tiap detik disebut “daya usaha”. Jadi
kgm/det adalah satuan untuk “daya usaha.
Daya usaha sebesar 75 kgm/det disebut 1 pk.
Untuk
mengetahui banyaknya usaha yang dibangkitkan oleh sejumlah panas dalam proses
pembakaran suatu motor.
Oleh karena 1 kcal dinyatakan sama dengan usaha
sebesar 427 kgm, maka daya usaha sebesar 1 pk dibutuhkan panas sebesar :
75
---- =
0,176 kcal tiap detik, atau
427
3600 x
0,176 = 632 kcal tiap jam
Jadi
: 1 pk = 632 kcal/jam.
Jadi untuk membangkitkan 1 pk selama 1 jam
dibutuhkan panas sebanyak 532 kcal harus dibah menjadi usaha.
Panas yang digunakan sebagai usaha
pada proses pembakaran hanya sebagian kecil saja (kira 30 %), sedangkan sisanya
hilang ( terbawa oleh air pendingin dan gas buang). Perbandingan antara panas
yang berubah menjadi usaha dan panas yang tersedia ( dihasilkan dari
pembakaran) disebut : “daya guna thermis”
atau “rendemen tehermis” dan dinyatakan
dengan ( ht ) dibaca ta tee.
Atau :
Panas yang terubah menjadi
usaha Q1 – Q2
____________________________
= ht atau _________
= ht
Panas yang tersedia Q1
Q1 = panas yang tersedia
Q2 = panas yang
terbuang
Karena daya guna thermis sangat
tergantung dari panas (suhu) yang tertinggi dan yang teendah dari suatu motor,
maka ht dapat dinyatakan dengan rumus :
T1
- T2
__________ = ht
T1
Contoh Soal :
Sebuah motor bakar torak diketahui :
T1 (pada dinding ruang bakar) 14000 C
T2 (pada pipa gas buang) 3000 C, maka :
1400 - 300
__________ = 0,785 = 78,5 %
1400
j). Air Fuel Ratio (AFR)
Air Fuel Ratio adalah faktor yang mempengaruhi kesempurnaan proses
pembakaran di dalam ruang bakar. Merupakan komposisi campuran bensin dan udara yang ideal dalam motr bakar. Idealnya AFR
bernilai 14,7. Artinya campura terdiri dari 1 bensin berbanding 14,7 udara atau disebut dengan istilah Stoichiometry.
Tabel 1.1. Pengaruh AFR terhadap kinerja motor bensin.

Pemakaian udara yang tidak stoikiometris, dikenal istilah Equivalent Ratio (ER).
Equivalent Ratio (ER) adalah perbandingan antara jumlah (bahan bakar/ udara) yang
digunakan dan jumlah (bahan bakar/ udara) stoikiometris.
Dengan demikian maka:
ER = 1,
berarti reaksi stoikiometris tetap sama dengan harga AFR ideal.
ER <
1, berarti pemakaian udara kurang dari keperluan reaksi stoikiometris.
ER >
1, berarti pemakaian udara lebih dari keperluan reaksi stoikiometris.
n). Besaran Satuan dan Konversi dalam Satuan Lain
1. Tekanan
1
Atmosfir = 101,32 KPA ( kilo pascal )
= 1,0132 Bar
= 1,033 Kg/cm2
= 14,696
b/In2
= 760 mm Hg = 29,92 In Hg
2
Volume
1
cc = 1 cm3
= 0,001 dm3 = 0,001 liter
= 1000 mm3
= 0,6102 In3
3 Gaya
1
Kg = 9,8066 n
1
Kpm = 7,233
b ft (food pounds)
= 100,197 Nm (Newton meter)
4 Daya
1
Ps = 0,7355 kw (kilo watt)
1 hp = 0,736 kw (kilo watt)
5 Luas
1
cm2 = 100 mm2
= 0,0001 m2
= 0,155 In2
C. Urutan Pengapian
Jika ditinjau
dari urutan pengapian dan bentuk poros engkol motor bakar empat langkah dapat dilihat pada tabel 2 :
Tabel 1.2. Urutan pengapian
|
Motor
1 silinder
|
![]() |
|
|
Motor boxer
2 silinder
|
![]() |
|
|
Motor sebaris
2 silinder
|
![]() |
|
|
Motor sebaris
3 silinder
|
![]() |
JP = 720 : 3 = 240° Pe
|
|
Motor sebaris
4 silinder
|
![]() |
Urutan
Pengapian
1 – 3 – 4 – 2
1 – 2 – 4 – 3
Jarak pengapian
:
|
|
Motor boxer
4 silinder
|
![]() |
Urutan
Pengapian
1 – 4
– 3 – 2
JP :
|
|
Motor sebaris
5 silnder
|
![]() |
Urutan Pengapian
1 – 2 – 4 – 5 – 3
JP :
|
|
Motor sebaris
6 silinder
|
![]() |
Urutan Pengapian
1 – 5 –3 – 6 – 2 – 4
JP :
|
|
Motor “V”
8 silinder
|
![]() |
Urutan Pengapian
1-8-2-7-4-5-3-6
JP :
|
720 = Derajat putaran poros engkol, untuk
motor 4 lankah jumlah putaran poros engkol = 2 dimana satu putaran poros = 360 derajat.
1,2 ,3, dst = Jumlah silinder.
Urutan pengapian
adalah urutan torak yang berada pada akhir langkah kompresi untuk mendapatkan
percikan api dari busi.
4) Urutan langkah kerja
Adalah langkah kerja torak yang
melaksanakan siklus kerja motor berdasarkan urutan pengapian yang bertujuan
menjaga keseibngan putaran setiap torak.
Contoh :
Pada motor sebaris 4 langkah dua silinder :
langkah pertama silinder nomor 1 proses langkah
kompresi (K), silinder nomor 2 proses langkah buang.
Langkah kedua silinder nomor 1 proses langkah
usaha, silinder nomor dua proses langkah isap. Dan seterusnnya
Urutan langkah
kerja, motor
bakar berdasarkan
jumlah sinder dan jenisnya. Ini dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 1.3 Urutan langkah kerja motor
Motor
1 silinder
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Motor boxer
2 silinder
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Motor sebaris
2 silinder
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Motor sebaris
Motor sebaris
3 silinder
|
|
FO : 1 – 3 – 4 – 2
JP =
FO : 1- 3 -2
JP = 720 : 3 = 240°Pe
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Motor boxer
4 silinder
|
|
FO
: 1 –4 – 3 – 2
JP =
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Motor sebaris
5 silinder
|
|
FO
: 1 – 2 – 4 – 5 – 3
JP =
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Motor sebaris
6 silinder
|
|
FO
= 1-5-3-6-2-4
JP =
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Motor “V”
8 silinder
|
|
FO = 1-8-2-7-4-5-3-6
JP =
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||




























0 komentar:
Posting Komentar